Wahyu Dwi Anggoro
Kamis, 03 Januari 2013 11:09 wib
Foto : Mantan Presiden Mesir Husni Mubarak (AFP)
KAIRO – Mantan Presiden Mesir, Husni Mubarak dikabarkan menonton aksi kekerasan aparat terhadap warga Mesir pada saat revolusi Arab Spring melalui tayangan televisi. Pada saat itu 900 warga tewas akibat kekerasan yang dilakukan aparat.
Laporan tersebut didapatkan oleh satu tim penyelidik yang melakukan investigasi terhadap kebijakan Mubarak saat gelombang Arab Spring masuk ke Negeri Piramida. Mubarak sendiri saat ini sedang menjalani hukuman seumur hidup karena didakwa bertanggung jawab atas tewasnya ke-900 warga tersebut.
Dalam pengadilan sebelumnya, Mubarak mengklaim dirinya tidak tahu-menahu akan aksi kekerasan yang dilakukan aparatnya. Mubarak menyatakan informasi tersebut disembunyikan para bawahannya selama aksi protes berlangsung.
Namun penemuan tim penyelidik justru mengungkap hal yang sebaliknya. Tim tersebut mengklaim, Pemerintah Mesir memasang kamera di sekitar Lapangan Tahrir dan lokasi-lokasi aksi protes lainnya. Tayangan dari kamera tersebut kemudian dikirimkan secara langsung ke televisi yang ada di kamar Mubarak.
Hal tersebut membuat Mubarak dapat melihat aksi kekerasan aparat secara langsung dan tidak membutuhkan laporan dari bawahannya. Fakta baru tersebut membuat Mubarak berpotensi diadili ulang untuk dikenai hukuman yang lebih berat, seperti diberitakan AAP, Kamis (3/1/2013).
Tim penyelidik itu sendiri dibentuk oleh Presiden Mesir Mohamed Morsi. Morsi berambisi untuk mengungkapkan tindakan korupsi dan kebijakan represif dari Mubarak agar dapat memberikan hukuman yang lebih berat lagi kepada mantan diktator itu. Morsi berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin yang seringkali terkena kebijakan represif selama Mubarak memerintah Mesir.
(AUL)